Biji anggrek memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga
disebut "dust seed". Dalam 1 buah anggrek terdapat sekitar 4-5
juta biji anggrek. Namun, secara mikroskopik di dalam biji anggrek hanya
terdapat embrio dan jaringan parenkim yang berfungsi sebagai testa (kulit
bij). Tidak seperti biji tanaman yang lain, ternyata biji anggrek tidak
memiliki cadangan makanan (endosperm) yang berperan dalam perkecambahan biji,
oleh karena itu secara alami biji anggrek sulit melakukan perkecambahan
biji. Biji anggrek memerlukan makanan/nutrisi dari luar untuk proses
perkecambahan bijinya. Media kultur invitro seperti media tabur biji
anggrek memiliki nutrisi yang lengkap yang dibutuhkan untuk perkecambahan biji
anggrek, sehingga media ini banyak digunakan sebagai media tabur biji
anggrek. Media yang bisa digunakan untuk perkecambahan biji anggrek
antara lain: media Vaccin & Went (VW), media Kundson, dan media MS
(Murashige & Skoog). Selain itu ada media tabur biji anggrek
alternatif, yang mengandung bahan organik seperti juice tomat dan air kelapa
yang mudah diperoleh dan murah meriah. Video ini berisi tentang
tahapan kerja (part 2) pembuatan media tabur biji anggrek. Standar Acuan
pengembangan pembelajaran dalam bentuk video ini adalah
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 99/MEN/IV/2008 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pertanian, Perburuan dan
Kehutanan Sub Sektor Pertanian dan Perburuan Bidang Pertanian Tanaman Pangan,
Tanaman Perkebunan dan Hortikultura Sub Bidang Kultur Jaringan
2. Sulistiani, E., Yani, S. A. 2015.
Produksi bibit tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan. SEAMEO
BIOTROP. Bogor.