Selasa, 05 Februari 2019

Belajar menyilang bunga anggrek

BELAJAR MENYILANG ANGGREK YUK...!
Oleh Dr. Imas Aisyah SP., M.Si (Widyaiswara Ahli Muda P4TK Pertanian Cianjur)

Pendahuluan
Salah satu komoditi tanaman hias yang memiliki bunga dengan keindahan yang khas dan mempunyai nilai ekonomi tinggi, sehingga banyak digemari oleh masyarakat dalam negeri dan luar negeri adalah tanaman anggrek. Tanaman anggrek menghasilkan bunga yang indah dan menarik, oleh karena itu Pemerintah telah menetapkan bunga anggrek sebagai salah satu bunga Nasional. Ada sekitar 10.000 spesies anggrek di Indonesia yang tersebar di beberapa propinsi. Keadaan ini merupakan peluang bagi pengembangan tanaman anggrek ke depan. Salah satu kegiatan pengembangan tanaman anggrek adalah dengan melakukan kegiatan persilangan bunga anggrek dengan tujuan untuk menghasilkan varietas baru dengan warna dan bentuk bunga menarik, yang nantinya dapat menambah kekayaan spesies anggrek di Indonesia (Widiastoety 2001).
Persilangan pada tanaman anggrek tidak bisa terjadi secara alami kecuali pada jenis anggrek tertentu, oleh karena anggrek memiliki struktur bunga yang khas dengan kepala putik yang terletak di dalam maka sulit terjangkau serangga. Penyerbukan alami dengan bantuan angin juga jarang terjadi. Salah satu cara adalah penyerbukan dengan bantuan manusia. Penyerbukan dengan bantuan manusia dilakukan melalui persilangan/ hibridisasi.
Dasar dilakukannya persilangan bunga anggrek ini adalah untuk memperkaya keanekaragaman genetik pada bunga anggrek yaitu memperoleh bunga anggek yang warna bunga dan bentuk bunganya unik, dan memiliki nilai komersial yang tinggi. Menurut Andayani (2007) persilangan pada anggrek ini dapat dilakukan melalui perlakuan penyerbukan sendiri atau perlakuan penyerbukan silang. Pada perlakuan penyerbukan sendiri artinya putik satu bunga diserbuki dengan benangsari (pollen) berasal dari bunga yang sama.
Sedangkan penyerbukan silang artinya putik pada satu bunga diserbuki dengan menggunakan serbuk sari yang berasal dari bunga pada tanaman lain tetapi masih satu jenis tanaman. Adapun cara menyilang anggrek ini akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini. Sebelum melakukan penyilangan, kita harus mengenal bagian-bagian bunga anggrek (Gambar 1).


                                                 Gambar 1. Bagian-bagian bunga anggrek

Pada umumnya, ada 4 bagian utama pada bunga anggrek yaitu:
  1. sepal (kelopak bunga). Sepal merupakan pelindung terluar pada saat bunga anggrek masih kuncup, jumlahnya ada 3 helai dan umumnya memiliki warna khas yang berbeda dengan sepal tumbuhan lain. Letaknya membentuk sudut segitiga, satu di atas (sepal dorsal) dan 2 sepal samping (lateral).
  2. petal (mahkota bunga). Petal (mahkota) anggrek juga berjumlah 3 helai dengan posisi juga membentuk segitiga dengan dua helai di bagian atas membentuk sudut 120 derajat dan satu helai lagi termodifikasi membentuk bibir atau labellum
  3. lidah (labellum). Labellum ini merupakan sebuah daya tarik tersendiri yang merupakan ciri keunikan dari suatu jenis karena memiliki bentuk dan warna yang beragam. Selain itu labellum berfungsi sebagai daya tarik bagi lebah untuk menghisap madu. Kedatangan lebah ini dapat membantu terjadinya penyerbukan.
  4. benang sari (stamen) dan putik (pistil) nya bersatu dan membentuk bagian yang disebut column yang tetutup cap Jika cap dibuka terdapat pollen atau polinia (gumpalan serbuk sari) yang terhubung melalui sebuah plasenta. Polinia umumnya berwarna kuning. Jumlah polinia tergantung pada masing-masing spesies ada yang 2, 4, 6 atau 8. Polinianya 2 terdapat pada genus Vanda, Dendrobium, Phalenopsis, 4 pada genus Cattleya, 6 atau 8 pollinea pada Spathoglotis plicata. Kalau capnya dibuka juga akan terlihat kepala putik (stigma) bentuknya seperti lubang (lekukan) yang berisi cairan kental agak lengket. Stigma merupakan tempat melekatkan polinia pada waktu polinasi (penyerbukan).
Menurut Utami (2012), persilangan pada anggrek ini dapat dilakukan melalui perlakuan penyerbukan sendiri atau perlakuan penyerbukan silang. Pada perlakuan penyerbukan sendiri artinya putik satu bunga diserbuki dengan benangsari (pollen) berasal dari bunga yang sama. Sedangkan penyerbukan silang artinya putik pada satu bunga diserbuki dengan menggunakan serbuk sari yang berasal dari bunga pada tanaman lain tetapi masih satu jenis tanaman. Dalam melakukan persilangan pada anggrek ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Menurut Damayanti (2006), tahapan dalam persilangan tanaman anggrek adalah:

  1. Persiapan alat. Alat yang digunakan adalah spidol, tusuk gigi, plastik label, benang kasur, tissue, dan cawan petri (Gambar 2).

                                     
Gambar 2. Alat-alat yang disiapkan untuk kegiatan penyilangan: (1) spidol permanen (2) tusuk
gigi (3)plastik label dan benang kasur (4) kertas tissue dan (5) cawan petri


2.  Pemilihan dan persiapan tanaman induk. Pilih bunga anggrek dari tanaman anggrek induk jantan dan betina yang sehat, kuat, tidak cepat layu/gugur, warna bunga cerah dan menarik. Tanaman induk jantan biasanya memiliki warna bunga yang pekat/tua, sedangkan induk betina memiliki warna yang muda atau putih (Gambar 3)


                                Gambar 3. A. Anggrek induk jantan B. Aggrek induk betina

c) Pemilihan bunga yang akan disilangkan. Faktor yang harus diperhatikan adalah:
1. Jika dari satu tangkai yang sama, pilih bunga maksimal tiga buah agar energi hanya
terfokus pada ketiga bunga tersebut;
2. Kuntum bunga terbaik adalah yang berumur 4 hari setelah mekar. Pada umur 4 hari
setelah mekar, diperkirakan polinianya sudah matang (Ign et al. 1996)
3. Jika dari satu tangkai yang sama terdapat lebih dari 1 bunga, bunga dari induk betina
dengan nomor ganjil dihitung dari pangkal tangkai paling baik untuk dipilih karena
dapat menghasilkan buah berbiji banyak dan fertil. Sedangkan dari induk jantan
diambil bunga sembarang.
4. Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan di tempat yang teduh

Cara menyilangan anggrek
1. Pada kuntum bunga dari induk jantan dan betina, patahkan bagian lidah (labellum),
tujuannya untuk menghindari terjadinya kegagalan penyerbukan oleh serangga (Gambar 4)

                                 
                             Gambar 4. Pematahan bagian lidah (labellum) anggrek

2. Buka cap yang menutup column pada bunga secara hati-hati dengan menggunakan tusuk
gigi, sehingga akan terlihat polinia berwarna kuning (Gambar 5)

                                   

                                              Gambar 5. Pembukaan cap column

3. Ambil polinia (gumpalan serbuk sari) yang berwarna kuning dari bunga dengan hati-hati
menggunakan tangan atau tusuk gigi dan simpan dicawan. Gambar lidah labellum, cap, dan
polinia dapat dilihat pada Gambar 6.


               Gambar 6. (1) Lidah (labellum); (2) cap penutup column, dan (3) polinia anggrek

4. Ambil tusuk gigi lalu masukkan ke dalam kepala putik (stigma) pada induk betina yang
bentuknya seperti lubang (lekukan) yang berisi cairan kental agak lengket
5. Selanjutnya polinia dari bunga jantan secara diambil secara hati-hati dengan menggunakan
tusuk gigi, sehingga polinia menempel pada tusuk gigi, dan masukkan atau ditanamkan
polinia tersebut ke dalam kepala putik (stigma) pada induk betina
6. Bunga anggrek yang telah disilangkan diberi label dengan mencantumkan nama jenis dan
warna induk jantan dan induk betina, tanggal persilangan dan nama yang melakukan
penyilangan (Gambar 7).

                                  

                                  Gambar 7. Pelabelan bunga hasil persilangan

7. Bunga anggrek yang sudah disilangkan disimpan di ruangan yang teduh dan aman dari air
hujan
8. Lakukan pengamatan setiap hari. Hibridisasi/persilangan dinyatakan berhasil apabila pada
hari ke-3-sampai ke-7 setelah persilangan bunga betina layu, sementara tangkai bunga masih
tetap segar, berwarna hijau dan mengalami pembengkakan (Gambar 8).

                              

                           Gambar 8. Tanda-tanda keberhasilan kegiatan persilangan anggrek

9. Pengamatan tetap dilanjutkan sampai minggu ke-8 atau ke-12 untuk mengetahui
perkembangan buah (bentuk buah, warna buah, diameter buah dan panjang buah).
Pengamatan dilanjutkan sampai buah anggrek siap panen. Menurut Damayanti (2006), ciri-ciri
buah anggrek siap panen adalah warna kulit buah lebih cerah, agak kekuningan.
Masing-masing Genus anggrek memiliki umur panen yang berbeda-beda. Beberapa Genus
anggrek dan umur panennya berdasarkan pengalaman ibu Maria Trisia Sunartini (fungsional
umum di Departemen Perbenihan dan Kultur Jaringan) di lapangan, dapat dilihat pada Tabel
1.


Cara memanen buah anggrek
Tangkai buah anggrek dipotong menggunakan gunting stek, jika media tabur biji sudah
siap, buah bisa langsung ditanam, namun jika media tabur bijinya belum siap, sebaiknya buah
dan labelnya dibungkus dengan kertas tissue, lalu dimasukkan kedalam kantung plastik,
kemudian disimpan di kulkas, supaya kesegarannya terjaga dan untuk menghindari pecahnya
buah anggrek sebelum ditabur.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan bagi siapapun yang menyenangi bunga anggrek selamat
belajar menyilang anggrek semoga berhasil...!!!

DAFTAR PUSTAKA
Andayani Neny 2007. Pengaruh Waktu Pollinasi Terhadap Keberhasilan Persilangan Anggrek
Dendrobium. Buletin Ilmiah Instiper 14 (2): 14-21.
Damayanti Farida 2006. Laporan Akhir Program Hibah Kompetisi (PHK) A3: Pembentukan
Beberapa Hibrida Anggrek serta Pengaruh Beberapa Media Perkecambahan dan Media
Perbanyakan Cepat secara In Vitro pada Beberapa Anggrek Hibrida. Bandung: Jurusan
Budidaya Pertanian, Universitas Padjajaran.
Ign. Y. Kristio Budiasmoro, 1996, Menyilangkan Bunga Anggrek, Materi Kursus Budidaya
Anggrek, Lembaga Penelitian Universitas dan Fakualatas Biologi Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta
Qodriyah Laily 2005. Teknik Hibridisasi Anggrek Tanah Songkok (Spathoglottis plicata).
Buletin Teknik Pertanian 10(2): 76-82.
Utami Dwi Susilo dan Sri Hartati 2012. Perbaikan Genetik Anggrek melalui Persilangan
Intergenerik dan Perbanyakan Secara In Vitro dalam Mendukung Perkembangan Anggrek
di Indonesia. Agrineça 12(2): 104-116.
Widiastoety D 2001. Perbaikan Genetic dan Perbanyakan Bibit secara In Vitro dalam
Mendukung Perkembangan Anggrek di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 20 (4): 138-143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar